Minggu, 13 Maret 2011

Manusia dan Keindahan

Keelokan pada Manusia

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.

Wanita yang elok rupanya disebut "cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut "tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.

Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.

Manusia dan Cinta kasih

Manusia lahir ke dunia ini karena kasih sayang

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang kepada ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Salah satu kebutuhan asasi manusia adalah kebutuhan untuk dihargai dan disayangi. Orang yang kering dari kasih sayang maka kemungkinan besar hidupnya akan kering pula dari kebahagiaan. Mengapa demikian? Sebab manusia lahir ke dunia ini karena kasih sayang. Alam pertama yang dihuni oleh seorang manusia adalah rahim ibunya. Penggunaan kata rahim, yang seakar dengan kata ‘rahmah’ tentu bukan sesuatu yang kebetulan. Terdapat jalinan kasih sayang yang kuat antara seorang Ibu dengan anak yang dikandungnya. Karena itu, seorang ibu akan lebih sayang kepada anaknya daripada suaminya. Demikian pula seorang anak akan lebih sayang kepada ibunya daripada bapaknya. Hal demikian pula ditunjukkan dalam perilaku hewan misalnya, yang mati-matian melindungi anaknya dari setiap gangguan.